[Rangkuman] Syukur – Beragama dengan Ceria
Penulis: Pandu Surya Pranata ·
Kategori:
Pemateri: Sofian Hamid
A. Nikmat Minimalis: Wujud, Hidup di Dunia
Nikmat terbesar: “Allah Swt. memanggil penghuni surga, Wahai penduduk surga. Mereka menjawab, Labbaik Ya Tuhanku, segala kebaikan berada di tangan-Mu. Lalu mereka ditanya, Apakah kamu telah puas? Mereka menjawab, Mengapa kami tidak puas, padahal Engkau sudah memberikan kepada kami apa yang tidak Engkau berikan pada seorang pun dari makhluk-Mu? Lantas Allah berfirman, Sukakah bila Aku memberikan sesuatu yang melebihi dari semua itu? Mereka bertanya, Pemberian apakah yang melebihi dari semua pemberian ini? Allah SWT. berfirman, Aku tetapkan kepada kalian keridhaan-Ku, maka Aku tidak akan murka kepada kalian selamanya” (HR Bukhari dan Muslim)
B. Definisi Syukur
“Syukur adalah pujian bagi orang yang memberikan kebaikan, atas kebaikannya tersebut” (Lihat Ash Shahhah Fil Lughah karya Al Jauhari) atau dalam bahasa Indonesia, bersyukur artinya berterima kasih.
Sedangkan istilah syukur dalam agama, adalah sebagaimana yang dijabarkan oleh Ibnul Qayyim:
وعلى ،ومحبة شهودا قلبه وعلى ،واعترافا ثناء :عبده لسان على هللا نعمة أثر ظهور الشكر وطاعة انقيادا جوارحه
“Syukur adalah menunjukkan adanya nikmat Allah Swt. pada dirinya. Dengan melalui lisan, yaitu berupa pujian dan mengucapkan kesadaran diri bahwa ia telah diberi nikmat. Dengan melalui hati, berupa persaksian dan kecintaan kepada Allah. Melalui anggota badan, berupa kepatuhan dan ketaatan kepada Allah SWT.” (Madarijus Salikin, 2/244)
C. Kisah Aisyah r.a. melihat Rasulullah SAW menggunakan kalimat Hamdalah
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anhuma, Nabi SAW ketika melihat (mendapatkan) sesuatu yang dia sukai, Beliau (Rasulullah SAW) mengucapkan:
Alhamdulillahilladzi bi nimatihi tatimmush sholihat
“Segala puji hanya milik Allah yang dengan segala nikmatnya segala kebaikan menjadi sempurna.”
Dan ketika Nabi saw. mendapatkan sesuatu yang tidak disukai, Beliau mengucapkan:
Alhamdulillah a’la kulli hal
“Segala puji hanya milik Allah atas setiap keadaan.” (HR. Ibnu Majah)
D. Taubat harus disertai Syukur
- Taubat orang Yahudi → bunuh diri
- Taubat orang Islam → istighfar
- Jebakan Syaitan → kita hanya mengingat dosa, tapi lupa akan rahmat Allah Swt. lupa bersyukur akan nikmat kebaikan dari Allah SWT.
- Hati-hati dengan was-was: Syaitan mengarahkan kita untuk selalu khawatir dengan dosa dan ujung-ujungnya tidak nyaman dengan rahmat Allah SWT.
E. Doa Bersyukur
Maka dia (Sulaiman) tersenyum lalu tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa, Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau ridai dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh. (QS. An-Naml ayat 19).
F. Tanya Jawab
-
Pertanyaan : Bagaimana tanda-tanda Allah SWT menerima ungkapan syukur kita?
Jawaban : Ada banyak tanda bahwa Allah SWT menerima ungkapan syukur kita, misalnya kita akan diberikan tambahan nikmat dan rezeki yang tidak kita sangka-sangka, kita juga akan merasa lebih mudah dalam melaksanakan ibadah sehari-hari, yang efeknya kita akan merasa sangat sulit untuk mendekati kemaksiatan. Akan tetapi jika kita masih sering melakukan maksiat namun rezeki tetap lancar atau bahkan makin banyak, maka mungkin syukur yang kita lakukan belum benar atau taubat yang kita lakukan juga belum sungguh-sungguh.